Senin, 11 Oktober 2010

peran NU

Peran NU Amat Besar bagi Bangsa dan Negara

Presiden SBY bersama KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama, pada acara Harlah ke 82 NU di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/1) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Jakarta : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan terimakasih pada keluarga besar Nahdlatul Ulama karena perannya pada bangsa dan negara sejak didirikan tahun 1926. "Atas nama bangsa, negara dan pemerintah, saya ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama atas peran, jasa dan pengabdiannya terhadap bangsa dan negara yang telah dilakukan sejak tahun 1926 sampai sekarang ini," kata Presiden, dalam sambutannya, pada acara Harlah ke-82 Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Minggu (3/2) pagi.

"Sebelum kemerdekaan, keluarga besar NU ikut aktif membangun wawasan kebangsaan seraya membangun keutuhan bangsa yang religius. Pada masa kemerdekaan keluarga besar Nahdlatul Ulama ikut terlibat dalam membangun konsensus dasar kebangsaan dan kerangka bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Di masa pasca kemerdekaan dan pembangunan dewasa ini, NU terus aktif memberikan sumbangsihnya yang besar pada masyarakat bangsa dan negara. Bahkan Nahdlatul Ulama ikut dalam dinamika dan pasang surutnya kehidupan bangsa kita, termasuk berbagai krisis nasional yang terjadi sejak awal kemerdekaan sambil ikut mencari solusi dan jalan keluar. Sekali lagi terimalah ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus dari bangsa dan negara," lanjut Presiden.

NU, kata Presiden, di kenal oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh dunia, sebagai organisasi yang memiliki prinsip dasar, nilai dan jati diri yang kokoh yang mencerminkan, pertama organisasi sosial keumatan yang menganut jalan tengah yang lurus, yang kita kenal dengan sikap moderat, yang menolak kekerasan dan ekstrimitas, yang menghormati perbedaan dan kemajemukan, yang menjamin ukhuwah islamiyah dan ukhuwah watoniyah. Kedua, yang benar-benar menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Yang kedua, lanjut Presiden, NU adalah organisasi yang membangun kemitraan dengan pemerintah untuk menyukseskan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat seperti ekonomi kerakyatan, pendidikan baik pesantren maupun pendidikan umum, kesehatan masyarakat, tindakan melawan kejahatan seperti narkoba dan korupsi, pemeliharaan lingkungan dan lain-lain. "Saya berharap agar dengan prinsip dasar, nilai dan jati dirinya yang baik ini NU terus meningkatkan pengabdian dan peran dalam membangun bangsa di masa kini. Semua yang dilakukan oleh NU di waktu yang lalu masih tetap relevan dan masih tetap diperlukan sekarang dan ke depan," kata Presiden lagi.

Sebelumnya, Ketua PBNU K.H Hasyim Muzadi dalam pidato Harlah NU ke 82 dan Hari Lahir Muslimat NU ke 62, mengatakan Harlah ini jadi penting lagi, dalam usia 82 tahun NU telah lintasi tiga generasi, yaitu generasi pendiri, generasi kita , orang tua, dan generasi muda yang sedang tumbuh. "Pewarisan nilai, ajaran, dan pahami ajaran agama untuk pribadi, agama dan masyarakat selaraskan dengan gerakan keagamaan dan kenegaraan," katanya.

Ditegaskan juga oleh Hasyim Muzadi bahwa NU bukan parpol. "Biar itu jadi wilayah parpol. Harapan kita nilai kebangsaan itu diporses jadi langkah startetgis. Terutama parpol berbasis NU, jangan hanyak mengklaim anak NU, tapi juga amal pada NU. Apakah anak ini soleh atau tidak soleh ?" katanya.

Acara Harlah NU ke-82 ini mengambil tema Selamatkan Bangsa Melalui Gerakan Islam Rahmatan Lil Alamin, dan dihadiri oleh puluhan ribu umat NU se-Jabodetabek. Selain Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, hadir pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Menteri PDT Lukman Edi, Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Ketua MK Jimly Ashidiq, Ketua BPK Anwar Nasution, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Wiranto, Gubernur DKI Fauzi Bowo, dan Jubir Andi Mallarangeng.

Perayaan Puncak Harlah NU ke-82 ini juga diikuti oleh Keluarga Besar NU yang berada di Lamongan Jawa Timur, Lampung, dan Batam, melalui tele conference. Usai sambutan dan penampilan kesenian hadrah, acara ditutup oleh parade defile drum band. Presiden dan Ibu Negara beserta rombongan meninggalkan tempat acara pada pukul 11.30 WIB. (nnf)

Di susun oleh:
1. Rochmat Burhan.S
2. Triyanto
3. Erlan A.E
4. M.Misbachul Anam
5. M.Fajar fadli

Kelas Xb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar